Menurut Bapak Piter, seorang Ketua Kelompok Tani di Lembah Baliem, Wamena, Papua, dimana pada tahun 1981-1984 keluarganya dan para petani mendapatkan bibit dari pemerintah Indonesia dan pada tahun 1994 mulai panen dan hingga saat ini sudah dikembangkan di seluruh wilayah Lembah Baliem, Wamena.

Kopi Arabika Papua Wamena tumbuh di Lembah Baliem, Pegunungan Jayawijaya, Wamena tanpa menggunakan pupuk kimia. Kondisi tanah Papua yang sangat subur membuat kopi yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik. Kopi Arabika Papua Wamena tergolong Kopi Organik berdasarkan proses pertumbuhannya yang alami.

Cita rasa kopi Papua Wamena sangat khas. Aroma kopi yang dihasilkan cukup harum coklat dan floral, keasaman rendah, hingga medium body, aftertaste manis. Banyak pecinta kopi yang beranggapan bahwa aroma floral yang langka ini disebabkan oleh ketinggian tanah dan cara tanamnya yang tanpa menggunakan pestisida. Rendahnya keasaman membuat Kopi Arabika Papua Wamena dapat dinikmati oleh semua kalangan.

Kopi Papua Wamena terkenal memiliki cita rasa yang seimbang dan lembut. Selain itu, menghasilkan aroma yang cenderung bersahaja dengan sensasi rempah-rempah dan sedikit rasa berasap.

Banyak kafe menggunakan Kopi Arabika Papua Wamena sebagai campuran kopi karena aromanya.